Kamis, 12 Desember 2013

Peterpan

Peter Pan
Aku akan melindungimu.
Ini bukan sebuah omong kosong belaka. Ini janjiku untukmu.
Aku memang tak sebaik dan sesempurna yang selama ini kau dambakan, mungkin aku jauh lebih buruk dari itu.
Tapi, hati ini akan selalu menjaga hatimu, raga ini akan selalu melindungi ragamu.
Aku dan kau adalah pasangan yang telah ditakdirkan untuk bersama.
Tak ada rencana apapun sebelumnya, semua ini memang sudah terjadi. Aku dan kau memang pasangan—seperti yang telah kukatakan.
Maka, berpeganglah padaku, sayang. Tangan ini akan terus mengenggammu, tak akan kubiarkan kau terjatuh karena terlepas dari genggamanku.
Akan kubawa kau pada sebuah keindahan cinta yang memabukkan. Dan kau akan tau seberapa besar cintaku untukmu, sayang.
Walau kita berjauhan karena jarak, tetaplah berada di sisiku. Karena separuh hatiku ada padamu. Itu perwakilanku untukmu.
Kau tahu dan aku pun tahu. Jarak ini tak terhitung.
Begitu dengan rasa sayangku padamu, tak terhitung.
Aku mungkin tak sebaik Peterpan, untukmu.
Tapi, kita adalah pasangan yang sama seperti kisah Peterpan dan Wendy.
Bersama dengan tubuh ini, kita telah berada di sebuah Neverland. Bertemu untuk sekian lama yang tak terhitung, antara kau dan aku. Sungguh, aku merindukanmu.
Saling menatap dan tersenyum, aku tahu kau juga sama sepertiku, merindukanmu.
Bersyukurlah, sayang. Walau kita tak bisa lagi berpelukan seperti dahulu, aku bersyukur masih bisa melihatmu tersenyum hangat padaku.
Terimakasih untukmu, tinkerbell. Karenamu, sebelum aku pergi, aku bisa melihat senyumannya.

Kamis, 05 Desember 2013

[Mini fanfiction] Coffee Shop

Akhir-akhir ini, jadwal sekolah semakin sibuk saja. Waktu luangku semakin banyak tersita. Banyak hal yang harus kuselesaikan menjelang kelulusanku. Semua hal harus disiapkan. Euh… melelahkan.

Rutinitas kegiatanku menjadi tak teratur. Oh, lupakan tentang tugas-tugas menyebalkan itu. Sekali saja, untuk hari ini, aku ingin melepas segala penat dan… RINDU!

Yap! Rindu.

Bukan, dia bukan nama orang. Maksudku, RINDU, sebuah perasaan disaat kau ingin sekali bertemu dengan seseoran atau… apapun!

Bagiku, rindu ini hanya pada sebuah benda dan seorang manusia. Rasa-rasanya ini terlalu berlebihan. Namun, jujur saja,ya, rasa rindu ini membuatku kehilangan nafsu makan! Perlu diketahui, bahwa aku adalah penggila makan. Jadi, tanpa makan, hidup ini terasa…hampa…
Hal ini harus dihentikan! (Oh, maafkan aku yang terlalu bersemangat, hehe.) Tapi ini semua benar,kan?

Karena itu, langkah kaki ini telah menuju pada sebuah kedai kopi yang manis. Saat kau langkahkan kakimu, kau kana mencium semerbak biji kopi yang sedang diproses, atau kopi yang sedang diseduh dengan air hangat. Aroma ini membuat ototku rileks, dan… tunggu! Aku semakin rindu!

Hati ini menjadi tak karuan! Oh, bagaimana hal ini terus berulang? Apakah aku terkena penyakit…jantung, misalnya? Oh! Aku masih ingin hidup, tuhan.

Sampai didepan meja putih ini, aku melihat seorang pria lucu dibalut dengan rompi hitam khas kedai ini. Ia terlihat sibuk meracik kopi dengan berbagai macam susu—sepertinya.
Tanganku menjadi basah oleh peluh keringat. Kurasa mukaku telah berubah menjadi merah padam sekarang, saat dia membalikan badan, tersenyum cerah,dan…


“Secangkir kopi susu dan hiasan hati ditengahnya, untukmu nona special yang telah mencuri hatiku~”